Kamis, 28 Juni 2012

BIOLOGI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1            Latar Belakang


Benang sari bagi tumbuhan merupakan alat kelamin jantan. Benang sari merupakan metamorfosis daun yang dapat terlihat dengan nyata pada bunga jenis tumbuhan tertentu.  Tangkai sari adalah bagian dari benang sari yang biasanya berbentuk silinder dan cukup panjang. Kepal sari ( anthera) adalah bagian benang sari yang terdapat pada ujung tangkai sari,
Putik merupakan bagian bunga yang paling dalam letaknya, dan kalau benang sari merupakan alat kelamin jantan bagi bunga, maka putik merupakan alat kelamin betinanya. Bakal buah adalah bagian putik yang membesar dan biasanya terdapat di tengah-tengah dasar bunga. Tangkai kepala putik merupakan bagian putik yang biasanya berbntuk benang dan merupakan lanjutan bakal buah keatas. Kepala putik adalah bgian putik yang paling atas, yang terdapat pad ujung tangkai kepala putik atau ujung kepala tangkai kepala putik itu. Berbagai jenis tumbhan mempunyai bunga yang menghasilkan madu, dan oleh karenanya bunga itu lalu mendapat kunjungan berbagai macam binatang(serangga, burung) untuk mendapatkan madu tadi.

1.2            Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang akan kami bahas adalah :
1.       Apa yang dimaksud dengan benang sari, tangkai sari, kepala sari?
2.       Apa yang dimaksud dengan putik, bakal buah, tembuni, bakal biji?
3.       Apa yang simaksud dengan tangkai kepala putik, kepala putik, dan kelenjar madu?

1.3            Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1.       Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah morfologi tumbuhan.
2.       Untuk mengetahui alat perkembang biakan pada bunga muali dari benang sari samapai kelenjar madu .

BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1            Benang Sari

Benang sari bagi tumbuhan merupakan alat kelamin jantan, seperti halnya dengan bagian-bagian bunga yang lainnya. Benang sari pun merupakan suatu metamorfosis daun yang bentuk dan fungsinya telah disesuaikan sebagai alat kelamin jantan. Benang sari merupakan metamorfosis daun yang dapat terlihat dengan nyata pada bunga jenis tumbuhan tertentu. Misalnya pada bunga tasbih (Canna indica L.). pada tumbuhan ini tajuk bunganya justru tidak begitu menarik. Tapi yang warnanya indah dan menarik adalah sifat seperti tajuk bunga.
Pada benang sari dapat dibedakan menjadi 3 bagian yaitu :
1)      Tangkai sari (filamentum)
Tangkai sari yaitu bagian yang berbentuk benang dengan penampang melintang yang umumnya berbentuk bulat.
2)      Kepala sari (anthera)
Kepala sari yaitu bagian benang sari yang terdapat pada ujung tangkai sari. Bagian ini dalamnya biasanya mempunyai 2 ruang sari (theca). Masing-masing ruang sari semula terdiri atas dua ruang kecil (loculus atau loculumentum).
Dalam ruang sari terdapat serbuk sari atau tepung sari (pollen), yaitu sel-sel jantan yang berguna untuk penyerbukan atau persarian. Ada kalanya serbuk sari tidak terbentuk atau serbuk sari yang ada tidak mampu untuk mengadakan penyerbukan. Benang sari yang demikian dinamakan benang sari yang mandul.
3)      Penghubung ruang sarim (connectivum)
Bagian ini merupakan lanjutan tangkai sari yang menjadi penghubung kedua bagian kepala sari (ruang sari) yang terdapat di kanan kiri penghubung ini.

Walaupun telah dikemukakan. Bahwa semua bagian bunga,jadi juga benang sari, didukung oleh dasar bunga, tetapi tampaknya benang sari tidak selalu demikian duduknya.
Mengenai duduknya benang sari dibedakan 3 macam, yaitu :
1.       Benang sari jelas duduk pada dasar bunga
Tumbuhan dengan bunga yang bersifat demikian oleh DE CANDOLLE dinamakan : Thalamiflorae, misalnya jeruk (citrus sp.).
2.       Benang sari tampak seperti duduk di atas kelompok
Yang sering dapat kita lihat pada bunga yang peringin atau epigin. Tumbuhan demikian oleh DE CANDOLLE dinamakan : calyciflorae, misalnya mawar  (Rosa hybrida Hort.).
3.       Benang sari tampak duduk di atas tajuk bungan
Tumbuhan yang demikian disebut: Corolliflorae, a.l. anggota-anggota suku Boraginaceae, misalnya buntuk tikus (Heliotropium in dicum L.).

Suatu sifat bunga yang penting yang berhubungan dengan benang sari ialah jumlahnya benang sari pada bunga. Sifat ini dipandang demikian pentingnya. Sehingga dalam masa silam pernah dijadikan dasar dalam pengklasifikasian tumbuhan (LINNAEUS dengan sistem klasifikasinya yang disebut : systema sexuale).
Mengenai jumlah jumlah benang sari pada bunga umumnya dibedakan 3 golongan:
a)      Benang sari banyak
Benang sari banyak yaitu jika dalam satu bunga terdapat lebih dari 20 benang sari seperti  terdapat pada jambu-jambuan (myrtaceae). Misalnya jambu biji (psidium guajava L.).
b)      Jumlah benang sari 2 x lipat jumlah daun tajuknya .
Dalam hal seperti ini benang sari biasanya tersusun dalam dua lingkaran. Jadi ada lingkaran luar dan lingkaran dalam. Jika duduknya masing-masing benang sari kita teliti dengan seksama. Maka duduknya benag sari terhadap daun-daun tajuk ada dua kemungkinan:
v  Diplostemon (diplostemonus) yaitu benang-benang sari dalam lingkaran luar duduk berseling dengan daun-daun tajuk, misalnya pada kembang merak (Caesalpinia pulcherrima Swartz.).
v  Obdiplostemon (obdiplastemous). Jika keadaan sebaliknya, artinya benang -benang sari pada lingkaran dalamlah yang duduknya berseling dengan dengan daun-daun tajuknya. Misalnya pada bunga geranium (Pelargonium odoratissimum Hort.).
c)       Benang sari sama banyak dengan daun tajuk atau kurang
Dalam hal ini duduknya benang sari dapat dibedakan menjadi :
§  Episepal (episepalus), artinya berhadapan dengan daun-daun kelopak. Berarti pula berseling dengan daun-daun tajuk
§  Epipetal (epipetalus), artinya berhadapan dengan daun-daun tajuk, jadi berseling dengan daun-daun kelopak.
Benang sari pada suatu bunga dapat tidak sama panjang, jadi dalam suatu bunga sebangian benang sarinya pendek, sedang bagian lainya panjang. Bertalian dengan pendek panjangnya benag sari yang terdapat pada satu bunga dapat dibedakan:
a.       Benag sari panjang dua (didynamus),misalnya jika dalam suatu bunga terdapat 4 benang sari dan 4 benang sari itu yang 2 panjang yang 2 lagi pendek, bunga dengan benang sari yang demikian terdapat pada tumbuhan suku Labiatae, misalnya kemangi (Ocimum basilicum L.).
b.      Benang sari panjang empat (tetradynamus), jika misalnya dalam satu bunga terdapat 6 benag sari dan dari 6 benang sari itu yang 4 panjang, yang 2 lainya pendek. Seperti misalnya pada bunga lobak (Raphanus sativus L.).
Umumnya benang sari terpisah dari putik, tetapi ada kalanya benang sari berlekatan menjadi satu dengan putik membentuk satu badan yang dinamakan : ginostemium (gynostemium). Pelekatan sari ini dengan putik menjadi ginostemium merupakan sifat yang amat karakteristik untuk anggrek pada umumnya (Orchidaceae).

2.2            Tangkai Sari

Tangkai sari adalah bagian dari benang sari yang biasanya berbentuk silinder dan cukup panjang . beberapa helai tangkai sari dari sebuah bunga dapat berlekatan dan membentuk sebuah pmbuluh , tabung atau pipa.
Tangkai sari biasanya duduk terpisah-pisah di atas daasar bunga, akan tetapi tetapi tidak jarang pula terdapat tangkai sari yang berlekatan satu sama lain. Cara perlekatan dan panjangnya bagian tangkai sari yang berlekatan amat berlekatan amat bermah macam-macam, ada yang berlekatan pada pangkalnya saja. Ada yang lebih panjang bagiannya yang berlekatan. Bahkan mungkin perlekatannya hamper meliputi seluruh panjang tangkai sari.
Melihat jumlahnya berkas yang merupakan perlekatan benang-benang sari tadi dapat dibedakan:
a.       Benang sari berbekas satu atau benang sari bertukal satu (monadelphus)
Yaitu jika semua tangkai sari pada satu bunga berlekatan menjadi satu, merupakan suatu berkas yang tengahnya berongga dan hanya bagian ujung tangkai sari yang mendukung kepala sari saja yang masih bebas satu sama lain seperti dapat kita lihat pada bunga kembang satu (Hibiscus rosa-sinensis L.).
b.      Benang sari berbekas dua atau benang sari bertukal dua (diadephus)
Jika benang sari dibagi menjadi 2 kelompok dengan tangkai yang berlekatan dalam masing-masing kelompok. Jumlah tangkai sari dalam masing-masing kelompok tidak perlu sama, seperti misalnya pada tumbuhan berbunga  kupu-kupu (Papilionaceae), yang dalam setiap bunga terdapat 10 benang sari yang tersususn dalam 2 berkas, yang satu terdiri dari 9 tangkai sari, sedangkan berkas yang lain terdiri dari satu tangakai sari saja.
c.       Benamg sari berbekas banyak atau benang sari bertukal banyak
Yaitu jikadalam suatu bunga yang mempunyai banyak benang sari, tangkai sarinya tersususn menjadi beberapa kelompok atau berkas, seperti misalnya pada bunga kapok (Ceiba pentandra Gaertn.) yang dalam satu bunga terdapat 5 berkas benang sari dengan tangkai-tangkainya berlekatan di dalam masing-masing berkas.

2.3Kepala Sari

Kepal sari ( anthera) adalah bagian benang sari yang terdapat pada ujung tangkai sari, merupakan suatu badan yang bentuknya bermacam-macam: bulat, jorong, bulat telur, bangun kerinjal , permukaannya berduri, kasar, halus, dll. Dialamnya terdapat 2 ruang sari (theca), tetapi dapat pula hanya satu atau lebih dari dua ruang. Satu ruang sari biasanya terdiri atas dua kantong sari (loculumentum), tetapi  sekat yang memisahkan kedua kantong sari itu dapat hilang sehingga kedua kantong sari itu akhirnya menjadi satu ruang saja.
Ruang sari merupakan tempat  terbentuknya serbuk sari atau tepung  sari (pollen). Setelah terjadinya persariyan ( serbuk sari jatuh pada kepala putik), maka serbuk sari itu akan tumbuh merupakan suatu buluh menuju ke bakal biji, hingga inti sperma yang terdapat di dalam serbuk  sari akhirnya dapat lebur (bersatu) dengan sel telur yang terdapat di dalam kandung lembaga. Peleburan inti sperma dengan sel telur itulah yang di namakan pembuahan
Serbuk sari merupakan badan yang amat lembut ,jika terpisah-pisah mudah sekali beterbangan karna tiupan angin, ada pula yag bergumpal-gumpal. Jika tiap gumpalan terdiri atas 4 serbuk lazimnya dinamakan: pollen tetrad, tetapi ada pula yang tiap gumpalan itu terdiri atas sejumlah bsar serbuk sari yang disebut: pollinium,seperti terdapat pada bunga anngrik.
Butir-butir serbuk sari seringkali juga berperekat,sehingga mudah melekat pada tubuh  hewan,misalnya serangga yang dating mengunjungi bunga, dan serangga itulah yang membawa serbuk sari ke bunga lain,dan dengan demikian dapat membantu terlaksananya penyerbukan.
Dalam satu bunga umumnya kepala sarinya bebas satu sama lain, jarang sekali menjadi satu. Contoh kepala sari yang berlekatan satu sama lain terdapat pada bunga matahari (Helianthus annuus L.),yang karena bentuk kepala sari pada bunga ini memanjang, maka perlekatan kepala-kepala sari itu merupakan suatu badan yang berbentuk tabung.
Duduknya kepala sari pada tangkainya dapat dibedakan menjadi :
a.       Tegak (innatus atau basifixus)
Yaitu jika kepala sari dengan tegaknya memperlihatkan  batas yang jelas, dan kepala sari bersambungan pada pangkalnya dengan tangkai sari dan sambungan ini tidak memeberikan kemungkinana gerak bagi kepala sarinya.
b.      Menempel (adnatus)
Jika tangkai sari pada ujungnya beralih menjadi penghubung ruang sari, atau kepala sarisepanjang penghubung ruang sarinya menempel pada ujung ujung tangkai sari.
c.       Bergoyang (versatilis), jika kepala sari melekat pada suatu titik pada ujung tangkai sari, sehingga kepala sari dapat di gerak-gerakkan atau bergoyang, seperti biasa terdapat pada bunga rumput umumnya (Gramineae).

Jika serbuk sari sudah masak (sudah siap untuk mengadakan persarian), maka kepala sari akan pecah memungkinkan keluarnya butir-butir serbuk sari tadi. Agar serbuk  sari keluar dari ruang sari, kepala sari dapat membuka dengan jalanyang berbeda-beda misalnya;
a.              Dengan celah membujur (longitudinaliter dehiscens), yang menjadi jalan keluarnya serbuk sari dapat:Menghadap ke dalam (introrsum), seperti terdapat pada tumbuhan yang tergolong dalam suku Compositae, Misalyna bunga matahari.dll.
b.             Dengan celah yang melintang (trasversaliterdehiscens), yang tidak banyak terdapat, sebagai contoh misalnya pada beberapa tumbuhan suku Euphorbiaceae.
c.              Dengan sebuah liang pada ujung atau pangkal kepala sari(poris dehiscens), seperti terdapat pada kentang (Solanum tuberosum L.),
d.             Dengan  kelep atau katup-katup (valvis dehiscens)yang jumlahnya  satu atau lebih. Misalnya pada keningar (cinamomum zelanicum Breyn).
 Ruang sari (connectivum) biasanya kecil saja hingga seringkali tidak begitu terang. Dalam hal yan demikian, bagiar ruang sari yang berlekatan satu sama lain hanya semmpit sekali, dan kepala sarinya sperti berbentuk silang, seperi dapat  terlihat pada bunga rumput.
Ada pula kalanya penghubung ruang sari itu keliahatan jelas,lebar,hingga kdua ruang sarinya agak berjauhan satu sama lain.Penghubung ruang sari dapat tidak sama lebar pada seluruh panjangnya,hingga dari luar nampak seperti bangun segi tiga sama kaki,biasanya menyempit ke atas.
Pada penghubung ruang sari ini seringkali terdapat alat-alat tambahan, misalnya pada bunga biduri (Calotropis gigantean Dryand.). Bahwa benang sari dapat memperlihatkan perkembangan yang kurang sempurna.Dalam hal yang demikian benang sari tidak lagi menghasilkan serbuk sari yang mampu untuk menimbulkan persarian, bahkan seringkali berubah bentuk dan fungsinya, misalnya berubah menyerupai tajuk atau berubah menjadi suatu kelenjar madu.Benang sari yang tidak sempurna perkembangannya dinamakan: staminodium dan  karena tidak menghasilkan serbuk sari, ada yang menyebutnya sebagai benang sari yang mandul.
Dalam suatu bungayang diharapkan akan memperlihatkan adanya benang sari, sering sari tidak ada, sering kali benang sari tidak ada, hanya kadang-kadang tampak sisa-sisanya saja (rudimntum).Kita dapat pula mengatakan dalam hal yang demikian, bahwa bunga itu mempunyai benang sari yang bersifat rudimenter.Pada bunga betina seringkali masih kita temukan sisa-sisa benang sari, yang memberikan petunjuk kepada kita, bahwa bunga betina itu berasal dari bunga banci yang kehilangan alat kelamin jantannya (benang sarinya).

2.4Putik (Pistillum)


Putik merupakan bagian bunga yang paling dalam letaknya, dan kalau benang sari merupakan alat kelamin jantan bagi bunga, maka putik merupakan alat kelamin betinanya.Putik pun tersusun atas daun-daun yang telah mengalami metamorfosis.Daun-daun penyusun putik disebut daun buah (carpellum), dan  daun-daun buah sebagai  keseluruhan yang menyusun putik itu dinamakan: gynaecium.Bahwasannya putik pun merupakan mtamorfosis daun sudah amat sukar untuk dbuktikan, tetapi pada tumbuhan berbiji telanjang, Misalnya pakis haji (Cycas rhumpii mic.).Hal itu masih keliatan jelas.
Putik merupakan alat kelamin betina, yang salah satu bagiannya mengandung sel telur yang setelah  dibuahi oleh inti sperma yang berasal dari serbuk sari, akhirnya akan berkembang menjadi lembaga , dan lembaga itulah yang nantinya akan merupakan tumbuhan baru.Bagian putik yang mengandung sel telur itu namanya bakal biji (ovulum) yang akhirnya akan menjadi biji (semen), dan sementara itu bagian putik yang di dalamnya terdapat bakal biji tadi, yaitu bakal buahnya (ovarium), akan berubah menjadi buah (fructus).
       Pada setiap bunga lazimnya hanya terdapat satu putik saja, Misalnya pada bunga kapas (Gossypium sp.), tetapi ada pula bunga yang mempunyai lebih dari satu putik, bahkan ada yang mempunyai banyak putik, Misalnya bunga sirsat (Annona muricata L.).
Seperti telah dikemukakan, bagian-bagian yang menyusun putik adalah daun-daun pula yang mengalami metamorphosis, yaitu: daun buah (carpellum).Daun-daun buah itulah yang akhirnya akan merupakan bagian buah yang paling pinggir (kulit buah).
Menurut banyaknya daun buah yang menyusun sebuah putik, putik dapat dibedakan dalam:
a.    Putik tunggal (simplex), yaitu jika putik hanya tersusun atas sehelai daun buah saja, Misalnya terdapat pada semua tumbuhan yang berbua polong: kacang-kacangan, dll.(Legumi nosae),
b.    Putik majemuk (compositus), jika putik terjadi dari dua daun buah atau lebih, seperti misalnya pada kapas (Gossypium sp.).
Banyaknya daun buah yang menyusun putik seringkali masih dapat kita lihat dengan nyata, walaupun sementara itu putik telah berubah menjadi buah , yaitu dengan melihat sudut-sudut atau rigi-rigi maupun alur-alur yang seringkali terlihat pada bagian luar kulit buah.Jika kita mengamati buah kelapa misalnya, dengan mudah dapat kita tentukan, bahwa buah itu semula berasal dari putik yang tersusun atas tiga daun buah.  
Jika kita melakukan pemeriksaan pada bunga, maka untuk mengetahui jumlah daun buah yang menyusun putik, dapat kita buat irisan melintang putik melalui bakal buahnya.Jumlah daun buah seringkali sesuai dengan jumlah tembuni (placenta) atau jumlah ruang bakal buah tadi.
Pada putik dapat dibedakan bagian-bagian berikut:
a.         Bakal buah (ovarium), yaitu bagian putik yang lazimnya kelihatan membesar dan duduk pada dasar bunga.
b.        Tangkai kepala putik (stylus), bagian putik yang sempit dan terdapat di atas bakal buah. biasanya berbentuk benang.
c.         Kepala putik (stigma), ialah putik bagian yang paling atas.terletak pada ujung tangkai kepala putik tadi.

2.5                       Bakal Buah (ovarium)


Bakal buah adalah bagian putik yang membesar dan biasanya terdapat di tengah-tengah dasar bunga.Dalam bakal buah terdapat calon biji atau bakal biji (ovulum), yang bakal biji itu teratur pada tempat-tempat tertentu dalam bakal buah tadi.Bagian yang merupakan pendukung bakal biji, disebut tembuni (placenta).
Menurut letaknya terhadap dasar bunga kita membedakan:
a.         Bakal buah menumpang (superus), yaitu jika bakal buah duduk di atas dasar bunga sedemikian rupa, sehingga bakal buah tadi lebih tinggi, sama tinggi atau bahkan mungkin lebih rendah daripada tepi dasar bunga, tetapi bagian samping bakal buah  tidak pernah berlekatan dengan dasar bunga.Biasanya bakal buah yang menumpang kita dapati pad bunga yang dasar bunganya cembung, rata, atau cekung dangkal seperti cawan.
b.        Bakal buah setengah tenggelam (hemi inferus), yaitu jika bakal buah duduk pada dasar bunga cekung, jadi tempat duduknya bakal buah selalu lebih rendah daridapa tepi dasar bunga, dan sebagian dinding bakal buah itu berletakan dengan dasar bunga yang berbentuk mangkuk atau piala.
c.         Bakal buah tenggelam (inferus), seperti pada b,tetapi seluruh bagian sampan baklal buah berlekatan dengan dasar bunga yang berbentuk mangkuk atau piala tadi.
       Telah dikemukakan bahwa pada satu bunga mungkin terdapat lebih daripada satu putik, yang masing-masing terdiri atas satu daun buah.Jadi pada bunga itu terdapat daun-daun buah yang tidak berlekatan satu sama lain.Dalam hal yang demikian dikatakan bahwa bakal buah atau putiknya bersifat: apokarp (pistillum apocarpum).
Jika bakal buah terdiri atas beberapa daun buah yang berlekatan satu sama lain, maka bakal buah (putiknya) dinamakan senokarp (pistillum coenocarpum).Jika perlekatan daun-daun buah itu hanya merupakan satu putik dengan satu ruang saja, disebut: parakarp (pistillum paracarpum), tetapi jika dari perlekatan daun-daun buah itu terbentuk putik dengan jumlah ruang yang sesuai dengan jumlah daun buahnya, maka bakal  buah atau putik yang demikian itu dinamakan: sinkarp (pistillum syncarpum).
Berdasar jumlah ruang yang terdapat dalam suatu bakal buah, bakal buah dapat dibedakan dalam:
a.    Bakal buah beruang satu (unilocularis); bakal buah yang beruang satu dapat tersusun atas satu daun buah saja, Misalnya pada bunga tumbuhan berubah polong (Leguminosae), dapat pula tersusun atas lebih daripada satu daun buah, Misalnya pada bunga papaya (Carica papaya L.), markisah (Passiflora quadrangularis L.).
b.    Bakal buah beruang dua (bilocularis). Bakal buah ini biasanya tersusun atas daun buah, seperti lazim terdapat pada warga suku Brassicaceae (kubis dan sejenisnya).
c.     Bakal buah beruang tiga (trilokularis). Bakal buah ini trjai dari tiga daun buah yang tepinya melipat  ke dalam dan berlkatan sehingga terbentuklah bakal buah dengan tiga sekat , seperti terdapat pada warga suku etah-getahan (EuphorbiaCEAE)
d.    Bakal buah beruang banyak (multilocularis), yaitu bakal buah yang tersusun atas banyak daun buah yang berlekatan dan mmbentuk banyak sekat-sekat, dan dengan demikian terjadilah banyak ruang-ruang, seperti  terdapat pada durian (durio zibethinus murr).
Dari uraian di atas dapat kita ketahui, bahwa ada bakal buah yang hanya mempunyai satu ruang saja, tetapi ada pula yang mempunyai lebih daripada satu ruang.Jika dalam bakal buah terdapat lebih dari satu ruang, maka bakal buah itu mempunyai sekat-skat atau dindig pemisah yang menyeabkan bakal buah terbagi dalam ruang-ruang tadi.

Sekat-sekat yang membagi bakal buah menjadi beberapa ruang dapat dibedakan dalam:
a.    Sekat  yang sempurna  (septum completes), yaitu jika sekat ini benar-benar membagi bakal buah menjadi lebih daripada satu ruang dan ruang-ruang yang terjadi tidak lagi mempunyai ubungan satu sama lain.

Berdasarkan asalnya sekat itu, sekat yag sempurna dapat juga dibedakan dalam dua macam:
1.    Sekat asli (septum), yaitu jika sekat ini berasal dari sebagian daun buah yang melipat ke dalam yang lalu berubah menjadi sekat, misalnya pada durian (Durio zibethius Murr)
2.    Sekat semu (septum spurius0, yaitu  jika sekat tadi bukan merupakan sebagian dun buah, tetapi misalnya terdiri atas sutu jaringan yang terbentuk oleh dinding bakal buah. Bakal buah dengan sekat semu dapat ditmukan misalnya pada bunga kecubung (Datura metel L.).
b.    Sekat yang tidak sempurna  (septum incompletes), yaitu sekat yang membagi bakal buah menjadi beberapa ruang, tetapi ruang-ruang itu masih ada hubungannya satu sama lain. Melihat asalnya sekat itu, maka seperti halnya dengan sekat yang sempurna, sekat yang sempurna  ini dapat pula berasal dari suatu bagian daun buah, dapat pula mempunyai asal yng lain.

2.6Tembuni (Placenta)

Di dalam bakal buah terdapat calon-calon biji yang dinamakan bakal biji, yang berjumla satu atau lebih.Bakal biji itu dapat bakal buah terdapat pada bagian khususyang menjadi pndukung bakal biji tadi. Bagian bakal buah yang mnjadi pendukung bakal biji atau menjadi tempat duduknya bakal-bakal biji dinamakan:Tembuni(Plaenta).
 tembuni 9jadi juga bakal bijinya) di dalam bakal buah berbeda-beda. Dalam menyebutkan letak tembuni seringkali diperhatikan pula letak tembuni itu pada daun buah yang menjadi penyusun bakal buah tadi.
Menurut letaknya, tembuni dibedakan dalam yang:
a.     Marginal (Marinalis), bila letaknya pada tepi daun buah,
b.    Laminal (Laminalis), bila letaknya pada helaian daun buahnya.

Untuk bakal buah yang hanya terdiri atas satu ruang, maka kemungkinan letak tembuninya adalah:
1.    Parietal (Parietalis), yaitu pada dinding bakal-bakal buah, yang jika diperhatikan pula bagaimana letaknya pada daun buah, dapat dibedakan dalam dua macam:
o  Pada dinding di tepi daun buah(parietalis-marginalis)
o  Pada dinding I helaian daun buah (parietalis-laminaris)
2.    Sentral (centralis atau axilis), yaitu di pusat atau di poros, bila tembuni terdapat di tengah-tengah rongga bakal buah yang beruang satu, biasanya berbentuk buluh atau silinder dengan bakal-bakal bijinya menghadap ke semua jurusan (menghadap ke arah dinding bakal buah).
3.    Aksilar (asilaris), yaitu disudut  tengah, bila tembuni terdapat pada bakal buah yang beruang lebih daripada dua dan tembuni tadi terdapat dalam sudut pertemuan daun-daun buah yang melipat ke dalam dan merupakan sekat-sekat bakal buah. Jika ditinjau letaknya pada daun buah, jadi bersifat marginal.

2.7B akal Biji (Ovolum)


Bakal biji atau calon biji sendiri duduk pada tembuni dengan cara yang berbeda-beda pula. Pada umunya pada bakal biji dapat dibedakan bagian-bagian berikut:
1.    Kulit bakal biji(intgumentum), yaitu lapisan bakal biji yang paling luar, yang kelak akan merupakan  kulit biji. Bakal biji dapat mempunyai satu atau dua lapisn kulit bakal bji.
2.    Badan bakal buah atau nuselus (nucellus), yaitu jaringan yang diselubungi oleh kulit bakal bji tadi.
3.    Kandung lembaga  (saccus embryonalis), sebuah sel dalam nuselus yang mengandung sel telur(ovum), dan kalau sudah terjadi pembuahan (peleburan sel telur dengan inti kelamin jantan).akan menjadi lembaa(embryo)yaitu calon individu baru.
4.    Liang bakal biji (micropyle), yaitu suatu liang pada kulit bakal biji, yag mnjadi jalan inti kelamin jantannyang berasal dari buluh serbuk sari untuk dapat brtmu dengan sel  telur yang terdapat dalam kandung lembaga, sehingga dapat berlangsung peristia pembuahan.
5.    Tali pusar (funiculus), pendukung bakal biji, yang menghubungkan bakal biji dengan tembuni.

Letak bakal biji pada tembuni dan jumlah kulit bakal bii merupakan sifat-sifat yang penting dalam pengenalan (identifikasi) dan penggolongan (klasifikasi) alam tumbuhan.Mengapa letak bakal biji pada tembuni dapat dibedakan lima posisi utama, yaitu bakal-bakal yang:
a.    Tegak (atropus), yaitu jika liang bakal biji letaknya pada satu garis dengan tali pusar (funiculus)pada arah yang berlawanan
b.    Mengangguk(anatropus), jika liang bakal biji sejajar dengan tali pusar, karena tali pusarnya membengkok, sehingga liang bakal pusar berputar 1800
c.     Bengkok (campyloptropus), bila tali pusar dan bakal bijinya sendiri membengkok, sehingga liang bakal biji berkedudukan seperti pada bakal biji yag mengangguk
d.    Setengah mengangguk(hemitropus , hemianatropus), yaitu jika hanya ujung tali pusarnya yang membengkok , sehingga tali pusar  dengan liang bakal biji membuat sudut 900 satu sama lain.
e.    Melipat (camptotropus), jika tali pusar tetap lurus, tetapi bakal bijinya sendiri yang melipat, sehingga liang bakal biji menjadi sejajar pula dngan tali pusarnya.

2.8Tangkai Kepala Putik (Stylus)



Tangkai kepala putik merupakan bagian putik yang biasanya berbentuk benang dan merupakan lanjutan bakal buah keatas.Tangkai kepala putik iu brbntuk buluh atau buluh yang dalamnya berongga, mempunyai saluran tangkai kepala putik(canalis stylinus) atau tidak. Umumnya tangkai kepala putik mudah dibedakan dari tangkai sari, karena kebanyakan lebih besar.Adanya tangkai kepala putik masih memperlihatkan asalnya sebagai metamorphosis daun, yaitu mempunyai bentuk yang pipih lebar seperti daun, misalnya pada bunga tasbih (Canna sp.).
Jika dibandingkan dengan  tangkai sari, tangkai kepala putik ada yang lebih panjang, dan ada pula yang lebih pndekdaripada tangkai sarinya. Sehubungan Tangkai kepala putik ada yang bercabang ada yang tidak, dan jika bercabang, tiap ujung cabang tangkai kepala putik itu mendukung kpala putik, jadi pada tangkai kepala putik yang bercabang terdapat lebih banyak kpala putik daripada tankai kpala putiknya dengan itu letak kepala putik dapat lebih tinggi,sama tinggi, atau lebih rendah daripada kepala sarinya. Hal ini berpengaruh besar terhadap masalah penyerbukan bunga yang ber sangkutan.

2.9Kepala Putik (Stigma)

Kepala putik adalah bgian putik yang paling atas, yang terdapat pad ujung tangkai kepala putik atau ujung kepala tangkai kepala putik itu. Bagian ini berguna untuk mnangkap sebuk sari, jadi mempunyai peranan yang penting dalam penyerbukan. Oleh sebab itu bentuk dan sifanya disesuaikan pula dengan bentuk fungsinya untuk menangkap serbuk sari tadi. Jika kepala putik siap utuk diserbuki, maka biasanya berperekat, dan dngan demikian serbuk sari yang oleh karena sesuatu sebab jatuh padanya, tidak akan dapat terlpa lagi.
Bentuk kepala putik amat beraneka ragam, biasanya disesuaikan dengan cara penyerbukan pada bunga yang bersangkutan.
a.    Seperti benang, misalnya pada bunga jagung (zea mays L )
b.    Seperti bulu ayam, pada bunga padi (Oryxza sativa L)
c.     Seperti bulu-bulu, misalna pada buga kacipir (Psop hocarpus tetrgonolobus D.C)
d.    Bulat, misalnya pada bunga jeruk(Citrus sp )
e.    Bermacam-macam bentuk lain lagi, misalnya seperti bibir, seperti cawan, serupa daun mahkota, dst.


2.10                   Kelenjar Madu (Nectrium)

 Bunga yang dikunjungi binatang itu umumnya bunga yang sudah siap untuk diserbuki, baik kepala sari maupun kepala putiknya sudah masak melakukan tugasnya. Dalam kunjungannya pada bunga untuk mencari makan, pada binatang tadi akan melekat serbuk-serbuk sari, yang pada kunjunganyna pada bunga lain  serbuk  yang trebawa itu ada kemungkinan menyentuh kepala putik, dan dengan demikian terjadilah penyerbukan.
Dengan demikian dapat kita ketahui, bahwa madu (nectar) yang dihasilkan oleh bunga, bagi tumbuhannya sendiri mempunyai arti yang penting, yaitu menyebabkan adanya kunjungan binatang yang dapat menjadi perantara dalam proses penyerbukan, dan dngan itu ikut memainkan peranan dalam menjamain  terjadinya keturunan baru yang setrusnya akan menjamin kelestarian jenis tumbuhan itu diata bumi ini.
Madu yang terdapat pada bunga biasanya dihasilkan oleh kelenjar madu (nectarium), yang berdasar asalnya dibedakan dalam:
a.    Kelenjar madu yang merupakan suatu bagian khusus(suatu alat tambahan) pada bunga.
b.    Kelenjar madu yang terjadi dari salah suatu bagian bunga yang  telah mengalami metamorphosis dan telah berubah pula tugasnya.

Mengenai bentuk dan tempatnya pada bungapun amat bermacam-macam:
1.    Seperti subang diatas bakal buah dan melingkari tangkai kepala putik, misalnya pada bunga jeruk(citrus sp)
2.    Seperti cakram pada dasar bunga, di sbelah bawah bakal buah, dll.
                                                                                                                                                       

Kelenjar madu yang merupakan, metamorfosis  salah suatu bagian bunga dapat berasal dari:
a.     Daun mahkota,
b.    Benang sari,
c.     Bagian-bagian lain pada bunga.
















BAB III

PENUTUP


3.1Kesimpulan


Benang sari bagi tumbuhan merupakan alat kelamin jantan. Benang sari merupakan metamorfosis daun yang dapat terlihat dengan nyata pada bunga jenis tumbuhan tertentu.  Tangkai sari adalah bagian dari benang sari yang biasanya berbentuk silinder dan cukup panjang. Kepal sari ( anthera) adalah bagian benang sari yang terdapat pada ujung tangkai sari,
Putik merupakan bagian bunga yang paling dalam letaknya, dan kalau benang sari merupakan alat kelamin jantan bagi bunga, maka putik merupakan alat kelamin betinanya. Bakal buah adalah bagian putik yang membesar dan biasanya terdapat di tengah-tengah dasar bunga. Tangkai kepala putik merupakan bagian putik yang biasanya berbntuk benang dan merupakan lanjutan bakal buah keatas. Kepala putik adalah bgian putik yang paling atas, yang terdapat pad ujung tangkai kepala putik atau ujung kepala tangkai kepala putik itu. Berbagai jenis tumbhan mempunyai bunga yang menghasilkan madu, dan oleh karenanya bunga itu lalu mendapat kunjungan berbagai macam binatang(serangga, burung) untuk mendapatkan madu tadi.
Dengan demikian dapat kita ketahui, bahwa madu (nectar) yang dihasilkan oleh bunga, bagi tumbuhannya sendiri mempunyai arti yang penting, yaitu menyebabkan adanya kunjungan binatang yang dapat menjadi perantara dalam proses penyerbukan, dan dngan itu ikut memainkan peranan dalam menjamain  terjadinya keturunan baru yang setrusnya akan menjamin kelestarian jenis tumbuhan itu diata bumi ini.









DAFTAR PUSTAKA


Darjanto  dan Satifah, Siti. 1987. Pengetahuan Dasar Biologi Bunga dan Teknik Penyerbukan Silang buatan.  PT Gramedia : Jakarta.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2005. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.



file:///C:/Users/ACER/Documents/ESTIMASI.docx

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Salam blogger,,,,,

Blogg'na sae pisan teh. Punten ah sakantenan ngiring promosi!
Teu kenging hilap kunjungan balikna ka Tatar Pasundan.

Hatur Nuhun,,,,,,