BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Benang sari bagi tumbuhan merupakan alat kelamin jantan. Benang sari
merupakan metamorfosis daun yang dapat terlihat dengan nyata pada bunga jenis
tumbuhan tertentu. Tangkai sari adalah
bagian dari benang sari yang biasanya berbentuk silinder dan cukup panjang.
Kepal sari ( anthera) adalah bagian benang sari yang terdapat pada ujung
tangkai sari,
Putik merupakan bagian bunga yang paling dalam letaknya, dan kalau
benang sari merupakan alat kelamin jantan bagi bunga, maka putik merupakan alat
kelamin betinanya. Bakal buah adalah bagian putik yang membesar dan biasanya
terdapat di tengah-tengah dasar bunga. Tangkai kepala putik merupakan bagian
putik yang biasanya berbntuk benang dan merupakan lanjutan bakal buah keatas.
Kepala putik adalah bgian putik yang paling atas, yang terdapat pad ujung
tangkai kepala putik atau ujung kepala tangkai kepala putik itu. Berbagai jenis
tumbhan mempunyai bunga yang menghasilkan madu, dan oleh karenanya bunga itu
lalu mendapat kunjungan berbagai macam binatang(serangga, burung) untuk
mendapatkan madu tadi.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan kami bahas adalah :
1.
Apa yang dimaksud dengan benang
sari, tangkai sari, kepala sari?
2.
Apa yang dimaksud dengan putik,
bakal buah, tembuni, bakal biji?
3.
Apa yang simaksud dengan tangkai
kepala putik, kepala putik, dan kelenjar madu?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan
dari penulisan makalah ini adalah :
1.
Untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah morfologi tumbuhan.
2.
Untuk mengetahui alat
perkembang biakan pada bunga muali dari benang sari samapai kelenjar madu .
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Benang Sari
Benang sari bagi tumbuhan merupakan alat kelamin jantan, seperti
halnya dengan bagian-bagian bunga yang lainnya. Benang sari pun merupakan suatu
metamorfosis daun yang bentuk dan fungsinya telah disesuaikan sebagai alat
kelamin jantan. Benang sari merupakan metamorfosis daun yang dapat terlihat
dengan nyata pada bunga jenis tumbuhan tertentu. Misalnya pada bunga tasbih
(Canna indica L.). pada tumbuhan ini tajuk bunganya justru tidak begitu
menarik. Tapi yang warnanya indah dan menarik adalah sifat seperti tajuk bunga.
Pada benang sari
dapat dibedakan menjadi 3 bagian yaitu :
1)
Tangkai sari (filamentum)
Tangkai sari yaitu bagian
yang berbentuk benang dengan penampang melintang yang umumnya berbentuk bulat.
2)
Kepala sari (anthera)
Kepala sari yaitu bagian
benang sari yang terdapat pada ujung tangkai sari. Bagian ini dalamnya biasanya
mempunyai 2 ruang sari (theca). Masing-masing ruang sari semula terdiri atas
dua ruang kecil (loculus atau loculumentum).
Dalam ruang sari terdapat
serbuk sari atau tepung sari (pollen), yaitu sel-sel jantan yang berguna untuk
penyerbukan atau persarian. Ada kalanya serbuk sari tidak terbentuk atau serbuk
sari yang ada tidak mampu untuk mengadakan penyerbukan. Benang sari yang demikian
dinamakan benang sari yang mandul.
3)
Penghubung ruang sarim
(connectivum)
Bagian ini merupakan
lanjutan tangkai sari yang menjadi penghubung kedua bagian kepala sari (ruang
sari) yang terdapat di kanan kiri penghubung ini.
Walaupun telah dikemukakan. Bahwa semua bagian
bunga,jadi juga benang sari, didukung oleh dasar bunga, tetapi tampaknya benang
sari tidak selalu demikian duduknya.
Mengenai
duduknya benang sari dibedakan 3 macam, yaitu :
1.
Benang sari jelas duduk pada
dasar bunga
Tumbuhan dengan bunga yang
bersifat demikian oleh DE CANDOLLE dinamakan : Thalamiflorae, misalnya jeruk
(citrus sp.).
2.
Benang sari tampak seperti
duduk di atas kelompok
Yang sering dapat kita
lihat pada bunga yang peringin atau epigin. Tumbuhan demikian oleh DE CANDOLLE
dinamakan : calyciflorae, misalnya mawar (Rosa hybrida Hort.).
3.
Benang sari tampak duduk di
atas tajuk bungan
Tumbuhan yang demikian
disebut: Corolliflorae, a.l. anggota-anggota suku Boraginaceae, misalnya buntuk
tikus (Heliotropium in dicum L.).
Suatu sifat bunga yang penting yang berhubungan dengan benang sari
ialah jumlahnya benang sari pada bunga. Sifat ini dipandang demikian
pentingnya. Sehingga dalam masa silam pernah dijadikan dasar dalam
pengklasifikasian tumbuhan (LINNAEUS dengan sistem klasifikasinya yang disebut
: systema sexuale).
Mengenai jumlah
jumlah benang sari pada bunga umumnya dibedakan 3 golongan:
a)
Benang sari banyak
Benang sari banyak yaitu
jika dalam satu bunga terdapat lebih dari 20 benang sari seperti terdapat pada jambu-jambuan (myrtaceae).
Misalnya jambu biji (psidium guajava L.).
b)
Jumlah benang sari 2 x lipat
jumlah daun tajuknya .
Dalam hal seperti ini
benang sari biasanya tersusun dalam dua lingkaran. Jadi ada lingkaran luar dan
lingkaran dalam. Jika duduknya masing-masing benang sari kita teliti dengan
seksama. Maka duduknya benag sari terhadap daun-daun tajuk ada dua kemungkinan:
v Diplostemon (diplostemonus) yaitu benang-benang sari dalam lingkaran
luar duduk berseling dengan daun-daun tajuk, misalnya pada kembang merak
(Caesalpinia pulcherrima Swartz.).
v Obdiplostemon (obdiplastemous). Jika keadaan sebaliknya, artinya
benang -benang sari pada lingkaran dalamlah yang duduknya berseling dengan
dengan daun-daun tajuknya. Misalnya pada bunga geranium (Pelargonium
odoratissimum Hort.).
c)
Benang sari sama banyak dengan
daun tajuk atau kurang
Dalam hal ini duduknya benang sari dapat dibedakan menjadi :
§ Episepal (episepalus), artinya berhadapan dengan daun-daun kelopak.
Berarti pula berseling dengan daun-daun tajuk
§ Epipetal (epipetalus), artinya berhadapan dengan daun-daun tajuk,
jadi berseling dengan daun-daun kelopak.
Benang sari pada suatu bunga dapat tidak sama panjang, jadi dalam
suatu bunga sebangian benang sarinya pendek, sedang bagian lainya panjang.
Bertalian dengan pendek panjangnya benag sari yang terdapat pada satu bunga
dapat dibedakan:
a.
Benag sari panjang dua
(didynamus),misalnya jika dalam suatu bunga terdapat 4 benang sari dan 4 benang
sari itu yang 2 panjang yang 2 lagi pendek, bunga dengan benang sari yang
demikian terdapat pada tumbuhan suku Labiatae, misalnya kemangi (Ocimum
basilicum L.).
b.
Benang sari panjang empat
(tetradynamus), jika misalnya dalam satu bunga terdapat 6 benag sari dan dari 6
benang sari itu yang 4 panjang, yang 2 lainya pendek. Seperti misalnya pada
bunga lobak (Raphanus sativus L.).
Umumnya benang sari terpisah dari putik, tetapi ada kalanya benang
sari berlekatan menjadi satu dengan putik membentuk satu badan yang dinamakan :
ginostemium (gynostemium). Pelekatan sari ini dengan putik menjadi ginostemium
merupakan sifat yang amat karakteristik untuk anggrek pada umumnya
(Orchidaceae).
2.2 Tangkai Sari
Tangkai sari adalah bagian dari benang sari yang biasanya berbentuk
silinder dan cukup panjang . beberapa helai tangkai sari dari sebuah bunga
dapat berlekatan dan membentuk sebuah pmbuluh , tabung atau pipa.
Tangkai sari biasanya duduk terpisah-pisah di atas daasar bunga,
akan tetapi tetapi tidak jarang pula terdapat tangkai sari yang berlekatan satu
sama lain. Cara perlekatan dan panjangnya bagian tangkai sari yang berlekatan
amat berlekatan amat bermah macam-macam, ada yang berlekatan pada pangkalnya
saja. Ada yang lebih panjang bagiannya yang berlekatan. Bahkan mungkin
perlekatannya hamper meliputi seluruh panjang tangkai sari.
Melihat
jumlahnya berkas yang merupakan perlekatan benang-benang sari tadi dapat
dibedakan:
a.
Benang sari berbekas satu atau
benang sari bertukal satu (monadelphus)
Yaitu jika semua tangkai
sari pada satu bunga berlekatan menjadi satu, merupakan suatu berkas yang
tengahnya berongga dan hanya bagian ujung tangkai sari yang mendukung kepala
sari saja yang masih bebas satu sama lain seperti dapat kita lihat pada bunga
kembang satu (Hibiscus rosa-sinensis L.).
b.
Benang sari berbekas dua atau
benang sari bertukal dua (diadephus)
Jika benang sari dibagi
menjadi 2 kelompok dengan tangkai yang berlekatan dalam masing-masing kelompok.
Jumlah tangkai sari dalam masing-masing kelompok tidak perlu sama, seperti
misalnya pada tumbuhan berbunga kupu-kupu (Papilionaceae), yang dalam setiap
bunga terdapat 10 benang sari yang tersususn dalam 2 berkas, yang satu terdiri
dari 9 tangkai sari, sedangkan berkas yang lain terdiri dari satu tangakai sari
saja.
c.
Benamg sari berbekas banyak
atau benang sari bertukal banyak
Yaitu jikadalam suatu bunga
yang mempunyai banyak benang sari, tangkai sarinya tersususn menjadi beberapa
kelompok atau berkas, seperti misalnya pada bunga kapok (Ceiba pentandra
Gaertn.) yang dalam satu bunga terdapat 5 berkas benang sari dengan
tangkai-tangkainya berlekatan di dalam masing-masing berkas.
2.3Kepala Sari
Kepal sari ( anthera) adalah bagian benang sari yang terdapat pada
ujung tangkai sari, merupakan suatu badan yang bentuknya bermacam-macam: bulat,
jorong, bulat telur, bangun kerinjal , permukaannya berduri, kasar, halus, dll.
Dialamnya terdapat 2 ruang sari (theca), tetapi dapat pula hanya satu atau
lebih dari dua ruang. Satu ruang sari biasanya terdiri atas dua kantong sari
(loculumentum), tetapi sekat yang
memisahkan kedua kantong sari itu dapat hilang sehingga kedua kantong sari itu akhirnya
menjadi satu ruang saja.
Ruang sari merupakan tempat
terbentuknya serbuk sari atau tepung
sari (pollen). Setelah terjadinya persariyan ( serbuk sari jatuh pada
kepala putik), maka serbuk sari itu akan tumbuh merupakan suatu buluh menuju ke
bakal biji, hingga inti sperma yang terdapat di dalam serbuk sari akhirnya dapat lebur (bersatu) dengan
sel telur yang terdapat di dalam kandung lembaga. Peleburan inti sperma dengan
sel telur itulah yang di namakan pembuahan
Serbuk sari merupakan badan yang amat lembut ,jika terpisah-pisah
mudah sekali beterbangan karna tiupan angin, ada pula yag bergumpal-gumpal.
Jika tiap gumpalan terdiri atas 4 serbuk lazimnya dinamakan: pollen tetrad, tetapi
ada pula yang tiap gumpalan itu terdiri atas sejumlah bsar serbuk sari yang
disebut: pollinium,seperti terdapat pada bunga anngrik.
Butir-butir serbuk sari seringkali juga berperekat,sehingga mudah
melekat pada tubuh hewan,misalnya
serangga yang dating mengunjungi bunga, dan serangga itulah yang membawa serbuk
sari ke bunga lain,dan dengan demikian dapat membantu terlaksananya
penyerbukan.
Dalam satu bunga umumnya kepala sarinya bebas satu sama lain, jarang
sekali menjadi satu. Contoh kepala sari yang berlekatan satu sama lain terdapat
pada bunga matahari (Helianthus annuus L.),yang karena bentuk kepala sari pada
bunga ini memanjang, maka perlekatan kepala-kepala sari itu merupakan suatu
badan yang berbentuk tabung.
Duduknya kepala sari pada tangkainya dapat dibedakan menjadi :
a.
Tegak (innatus atau basifixus)
Yaitu jika kepala sari dengan tegaknya
memperlihatkan batas yang jelas, dan
kepala sari bersambungan pada pangkalnya dengan tangkai sari dan sambungan ini
tidak memeberikan kemungkinana gerak bagi kepala sarinya.
b.
Menempel (adnatus)
Jika tangkai sari pada ujungnya beralih menjadi
penghubung ruang sari, atau kepala sarisepanjang penghubung ruang sarinya
menempel pada ujung ujung tangkai sari.
c.
Bergoyang (versatilis), jika
kepala sari melekat pada suatu titik pada ujung tangkai sari, sehingga kepala
sari dapat di gerak-gerakkan atau bergoyang, seperti biasa terdapat pada bunga
rumput umumnya (Gramineae).
Jika serbuk sari sudah masak (sudah siap untuk mengadakan
persarian), maka kepala sari akan pecah memungkinkan keluarnya butir-butir
serbuk sari tadi. Agar serbuk sari keluar
dari ruang sari, kepala sari dapat membuka dengan jalanyang berbeda-beda
misalnya;
a.
Dengan celah membujur
(longitudinaliter dehiscens), yang menjadi jalan keluarnya serbuk sari dapat:Menghadap
ke dalam (introrsum), seperti terdapat pada tumbuhan yang tergolong dalam suku
Compositae, Misalyna bunga matahari.dll.
b.
Dengan celah yang melintang
(trasversaliterdehiscens), yang tidak banyak terdapat, sebagai contoh misalnya
pada beberapa tumbuhan suku Euphorbiaceae.
c.
Dengan sebuah liang pada ujung
atau pangkal kepala sari(poris dehiscens), seperti terdapat pada kentang
(Solanum tuberosum L.),
d.
Dengan kelep atau katup-katup (valvis dehiscens)yang
jumlahnya satu atau lebih. Misalnya pada
keningar (cinamomum zelanicum Breyn).
Ruang sari (connectivum) biasanya kecil saja
hingga seringkali tidak begitu terang. Dalam hal yan demikian, bagiar ruang
sari yang berlekatan satu sama lain hanya semmpit sekali, dan kepala sarinya
sperti berbentuk silang, seperi dapat
terlihat pada bunga rumput.
Ada pula kalanya penghubung ruang
sari itu keliahatan jelas,lebar,hingga kdua ruang sarinya agak berjauhan satu
sama lain.Penghubung ruang sari dapat tidak sama lebar pada seluruh
panjangnya,hingga dari luar nampak seperti bangun segi tiga sama kaki,biasanya
menyempit ke atas.
Pada penghubung ruang sari ini
seringkali terdapat alat-alat tambahan, misalnya pada bunga biduri (Calotropis
gigantean Dryand.). Bahwa benang sari dapat memperlihatkan perkembangan yang
kurang sempurna.Dalam hal yang demikian benang sari tidak lagi menghasilkan
serbuk sari yang mampu untuk menimbulkan persarian, bahkan seringkali berubah
bentuk dan fungsinya, misalnya berubah menyerupai tajuk atau berubah menjadi
suatu kelenjar madu.Benang sari yang tidak sempurna perkembangannya dinamakan:
staminodium dan karena tidak
menghasilkan serbuk sari, ada yang menyebutnya sebagai benang sari yang mandul.
Dalam suatu bungayang diharapkan akan
memperlihatkan adanya benang sari, sering sari tidak ada, sering kali benang
sari tidak ada, hanya kadang-kadang tampak sisa-sisanya saja (rudimntum).Kita
dapat pula mengatakan dalam hal yang demikian, bahwa bunga itu mempunyai benang
sari yang bersifat rudimenter.Pada bunga betina seringkali masih kita temukan
sisa-sisa benang sari, yang memberikan petunjuk kepada kita, bahwa bunga betina
itu berasal dari bunga banci yang kehilangan alat kelamin jantannya (benang
sarinya).
2.4Putik (Pistillum)
Putik merupakan bagian bunga yang paling dalam letaknya, dan kalau
benang sari merupakan alat kelamin jantan bagi bunga, maka putik merupakan alat
kelamin betinanya.Putik pun tersusun atas daun-daun yang telah mengalami
metamorfosis.Daun-daun penyusun putik disebut daun buah (carpellum), dan daun-daun buah sebagai keseluruhan yang menyusun putik itu
dinamakan: gynaecium.Bahwasannya putik pun merupakan mtamorfosis daun sudah
amat sukar untuk dbuktikan, tetapi pada tumbuhan berbiji telanjang, Misalnya
pakis haji (Cycas rhumpii mic.).Hal itu masih keliatan jelas.
Putik merupakan alat kelamin betina, yang salah satu bagiannya
mengandung sel telur yang setelah
dibuahi oleh inti sperma yang berasal dari serbuk sari, akhirnya akan
berkembang menjadi lembaga , dan lembaga itulah yang nantinya akan merupakan
tumbuhan baru.Bagian putik yang mengandung sel telur itu namanya bakal biji
(ovulum) yang akhirnya akan menjadi biji (semen), dan sementara itu bagian
putik yang di dalamnya terdapat bakal biji tadi, yaitu bakal buahnya (ovarium),
akan berubah menjadi buah (fructus).
Pada setiap bunga lazimnya hanya terdapat satu putik saja,
Misalnya pada bunga kapas (Gossypium sp.), tetapi ada pula bunga yang mempunyai
lebih dari satu putik, bahkan ada yang mempunyai banyak putik, Misalnya bunga
sirsat (Annona muricata L.).
Seperti telah dikemukakan, bagian-bagian yang menyusun putik adalah
daun-daun pula yang mengalami metamorphosis, yaitu: daun buah
(carpellum).Daun-daun buah itulah yang akhirnya akan merupakan bagian buah yang
paling pinggir (kulit buah).
Menurut banyaknya daun buah yang menyusun sebuah putik, putik dapat
dibedakan dalam:
a.
Putik tunggal (simplex), yaitu
jika putik hanya tersusun atas sehelai daun buah saja, Misalnya terdapat pada
semua tumbuhan yang berbua polong: kacang-kacangan, dll.(Legumi nosae),
b.
Putik majemuk (compositus),
jika putik terjadi dari dua daun buah atau lebih, seperti misalnya pada kapas
(Gossypium sp.).
Banyaknya daun buah yang menyusun putik seringkali masih dapat kita
lihat dengan nyata, walaupun sementara itu putik telah berubah menjadi buah ,
yaitu dengan melihat sudut-sudut atau rigi-rigi maupun alur-alur yang seringkali
terlihat pada bagian luar kulit buah.Jika kita mengamati buah kelapa misalnya,
dengan mudah dapat kita tentukan, bahwa buah itu semula berasal dari putik yang
tersusun atas tiga daun buah.
Jika kita melakukan pemeriksaan pada bunga, maka untuk mengetahui
jumlah daun buah yang menyusun putik, dapat kita buat irisan melintang putik
melalui bakal buahnya.Jumlah daun buah seringkali sesuai dengan jumlah tembuni
(placenta) atau jumlah ruang bakal buah tadi.
Pada putik dapat dibedakan bagian-bagian berikut:
a.
Bakal buah (ovarium), yaitu
bagian putik yang lazimnya kelihatan membesar dan duduk pada dasar bunga.
b.
Tangkai kepala putik (stylus),
bagian putik yang sempit dan terdapat di atas bakal buah. biasanya berbentuk
benang.
c.
Kepala putik (stigma), ialah putik
bagian yang paling atas.terletak pada ujung tangkai kepala putik tadi.
2.5 Bakal Buah (ovarium)
Bakal buah adalah bagian putik yang membesar dan biasanya terdapat
di tengah-tengah dasar bunga.Dalam bakal buah terdapat calon biji atau bakal
biji (ovulum), yang bakal biji itu teratur pada tempat-tempat tertentu dalam
bakal buah tadi.Bagian yang merupakan pendukung bakal biji, disebut tembuni
(placenta).
Menurut letaknya terhadap dasar bunga kita membedakan:
a.
Bakal buah menumpang (superus),
yaitu jika bakal buah duduk di atas dasar bunga sedemikian rupa, sehingga bakal
buah tadi lebih tinggi, sama tinggi atau bahkan mungkin lebih rendah daripada
tepi dasar bunga, tetapi bagian samping bakal buah tidak pernah berlekatan dengan dasar
bunga.Biasanya bakal buah yang menumpang kita dapati pad bunga yang dasar
bunganya cembung, rata, atau cekung dangkal seperti cawan.
b.
Bakal buah setengah tenggelam
(hemi inferus), yaitu jika bakal buah duduk pada dasar bunga cekung, jadi
tempat duduknya bakal buah selalu lebih rendah daridapa tepi dasar bunga, dan
sebagian dinding bakal buah itu berletakan dengan dasar bunga yang berbentuk
mangkuk atau piala.
c.
Bakal buah tenggelam (inferus),
seperti pada b,tetapi seluruh bagian sampan baklal buah berlekatan dengan dasar
bunga yang berbentuk mangkuk atau piala tadi.
Telah
dikemukakan bahwa pada satu bunga mungkin terdapat lebih daripada satu putik,
yang masing-masing terdiri atas satu daun buah.Jadi pada bunga itu terdapat
daun-daun buah yang tidak berlekatan satu sama lain.Dalam hal yang demikian
dikatakan bahwa bakal buah atau putiknya bersifat: apokarp (pistillum
apocarpum).
Jika bakal buah terdiri atas beberapa daun buah yang berlekatan satu
sama lain, maka bakal buah (putiknya) dinamakan senokarp (pistillum
coenocarpum).Jika perlekatan daun-daun buah itu hanya merupakan satu putik
dengan satu ruang saja, disebut: parakarp (pistillum paracarpum), tetapi jika
dari perlekatan daun-daun buah itu terbentuk putik dengan jumlah ruang yang
sesuai dengan jumlah daun buahnya, maka bakal
buah atau putik yang demikian itu dinamakan: sinkarp (pistillum
syncarpum).
Berdasar jumlah ruang yang terdapat dalam suatu bakal buah, bakal
buah dapat dibedakan dalam:
a.
Bakal buah beruang satu
(unilocularis); bakal buah yang beruang satu dapat tersusun atas satu daun buah
saja, Misalnya pada bunga tumbuhan berubah polong (Leguminosae), dapat pula
tersusun atas lebih daripada satu daun buah, Misalnya pada bunga papaya (Carica
papaya L.), markisah (Passiflora quadrangularis L.).
b.
Bakal buah beruang dua (bilocularis).
Bakal buah ini biasanya tersusun atas daun buah, seperti lazim terdapat pada
warga suku Brassicaceae (kubis dan sejenisnya).
c.
Bakal buah beruang tiga
(trilokularis). Bakal buah ini trjai dari tiga daun buah yang tepinya
melipat ke dalam dan berlkatan sehingga
terbentuklah bakal buah dengan tiga sekat , seperti terdapat pada warga suku
etah-getahan (EuphorbiaCEAE)
d.
Bakal buah beruang banyak
(multilocularis), yaitu bakal buah yang tersusun atas banyak daun buah yang
berlekatan dan mmbentuk banyak sekat-sekat, dan dengan demikian terjadilah
banyak ruang-ruang, seperti terdapat
pada durian (durio zibethinus murr).
Dari uraian di atas dapat kita ketahui, bahwa ada bakal buah yang
hanya mempunyai satu ruang saja, tetapi ada pula yang mempunyai lebih daripada
satu ruang.Jika dalam bakal buah terdapat lebih dari satu ruang, maka bakal
buah itu mempunyai sekat-skat atau dindig pemisah yang menyeabkan bakal buah
terbagi dalam ruang-ruang tadi.
Sekat-sekat yang membagi bakal buah menjadi beberapa ruang dapat
dibedakan dalam:
a.
Sekat yang sempurna
(septum completes), yaitu jika sekat ini benar-benar membagi bakal buah
menjadi lebih daripada satu ruang dan ruang-ruang yang terjadi tidak lagi
mempunyai ubungan satu sama lain.
Berdasarkan asalnya sekat itu, sekat yag sempurna dapat
juga dibedakan dalam dua macam:
1.
Sekat asli (septum), yaitu jika
sekat ini berasal dari sebagian daun buah yang melipat ke dalam yang lalu
berubah menjadi sekat, misalnya pada durian (Durio zibethius Murr)
2.
Sekat semu (septum spurius0,
yaitu jika sekat tadi bukan merupakan
sebagian dun buah, tetapi misalnya terdiri atas sutu jaringan yang terbentuk
oleh dinding bakal buah. Bakal buah dengan sekat semu dapat ditmukan misalnya
pada bunga kecubung (Datura metel L.).
b.
Sekat yang tidak sempurna (septum incompletes), yaitu sekat yang
membagi bakal buah menjadi beberapa ruang, tetapi ruang-ruang itu masih ada
hubungannya satu sama lain. Melihat asalnya sekat itu, maka seperti halnya
dengan sekat yang sempurna, sekat yang sempurna
ini dapat pula berasal dari suatu bagian daun buah, dapat pula mempunyai
asal yng lain.
2.6Tembuni (Placenta)
Di dalam bakal buah terdapat calon-calon biji yang dinamakan bakal
biji, yang berjumla satu atau lebih.Bakal biji itu dapat bakal buah terdapat
pada bagian khususyang menjadi pndukung bakal biji tadi. Bagian bakal buah yang
mnjadi pendukung bakal biji atau menjadi tempat duduknya bakal-bakal biji
dinamakan:Tembuni(Plaenta).
tembuni 9jadi juga bakal
bijinya) di dalam bakal buah berbeda-beda. Dalam menyebutkan letak tembuni
seringkali diperhatikan pula letak tembuni itu pada daun buah yang menjadi
penyusun bakal buah tadi.
Menurut letaknya, tembuni dibedakan dalam yang:
a.
Marginal (Marinalis), bila
letaknya pada tepi daun buah,
b.
Laminal (Laminalis), bila
letaknya pada helaian daun buahnya.
Untuk bakal buah yang hanya terdiri
atas satu ruang, maka kemungkinan letak tembuninya adalah:
1.
Parietal (Parietalis), yaitu
pada dinding bakal-bakal buah, yang jika diperhatikan pula bagaimana letaknya
pada daun buah, dapat dibedakan dalam dua macam:
o Pada dinding di tepi daun buah(parietalis-marginalis)
o Pada dinding I helaian daun buah (parietalis-laminaris)
2.
Sentral (centralis atau
axilis), yaitu di pusat atau di poros, bila tembuni terdapat di tengah-tengah
rongga bakal buah yang beruang satu, biasanya berbentuk buluh atau silinder
dengan bakal-bakal bijinya menghadap ke semua jurusan (menghadap ke arah
dinding bakal buah).
3.
Aksilar (asilaris), yaitu
disudut tengah, bila tembuni terdapat
pada bakal buah yang beruang lebih daripada dua dan tembuni tadi terdapat dalam
sudut pertemuan daun-daun buah yang melipat ke dalam dan merupakan sekat-sekat
bakal buah. Jika ditinjau letaknya pada daun buah, jadi bersifat marginal.
2.7B akal Biji (Ovolum)
Bakal biji atau calon biji sendiri duduk pada tembuni dengan cara
yang berbeda-beda pula. Pada umunya pada bakal biji dapat dibedakan
bagian-bagian berikut:
1.
Kulit bakal biji(intgumentum),
yaitu lapisan bakal biji yang paling luar, yang kelak akan merupakan kulit biji. Bakal biji dapat mempunyai satu
atau dua lapisn kulit bakal bji.
2.
Badan bakal buah atau nuselus
(nucellus), yaitu jaringan yang diselubungi oleh kulit bakal bji tadi.
3.
Kandung lembaga (saccus embryonalis), sebuah sel dalam
nuselus yang mengandung sel telur(ovum), dan kalau sudah terjadi pembuahan
(peleburan sel telur dengan inti kelamin jantan).akan menjadi
lembaa(embryo)yaitu calon individu baru.
4.
Liang bakal biji (micropyle),
yaitu suatu liang pada kulit bakal biji, yag mnjadi jalan inti kelamin
jantannyang berasal dari buluh serbuk sari untuk dapat brtmu dengan sel telur yang terdapat dalam kandung lembaga,
sehingga dapat berlangsung peristia pembuahan.
5.
Tali pusar (funiculus), pendukung
bakal biji, yang menghubungkan bakal biji dengan tembuni.
Letak bakal biji pada tembuni dan jumlah kulit bakal bii merupakan
sifat-sifat yang penting dalam pengenalan (identifikasi) dan penggolongan
(klasifikasi) alam tumbuhan.Mengapa letak bakal biji pada tembuni dapat
dibedakan lima posisi utama, yaitu bakal-bakal yang:
a.
Tegak (atropus), yaitu jika
liang bakal biji letaknya pada satu garis dengan tali pusar (funiculus)pada
arah yang berlawanan
b.
Mengangguk(anatropus), jika
liang bakal biji sejajar dengan tali pusar, karena tali pusarnya membengkok,
sehingga liang bakal pusar berputar 1800
c.
Bengkok (campyloptropus), bila
tali pusar dan bakal bijinya sendiri membengkok, sehingga liang bakal biji
berkedudukan seperti pada bakal biji yag mengangguk
d.
Setengah mengangguk(hemitropus
, hemianatropus), yaitu jika hanya ujung tali pusarnya yang membengkok , sehingga
tali pusar dengan liang bakal biji
membuat sudut 900 satu sama lain.
e.
Melipat (camptotropus), jika
tali pusar tetap lurus, tetapi bakal bijinya sendiri yang melipat, sehingga
liang bakal biji menjadi sejajar pula dngan tali pusarnya.
2.8Tangkai
Kepala Putik (Stylus)
Tangkai kepala putik merupakan bagian putik yang biasanya berbentuk
benang dan merupakan lanjutan bakal buah keatas.Tangkai kepala putik iu brbntuk
buluh atau buluh yang dalamnya berongga, mempunyai saluran tangkai kepala
putik(canalis stylinus) atau tidak. Umumnya tangkai kepala putik mudah
dibedakan dari tangkai sari, karena kebanyakan lebih besar.Adanya tangkai
kepala putik masih memperlihatkan asalnya sebagai metamorphosis daun, yaitu
mempunyai bentuk yang pipih lebar seperti daun, misalnya pada bunga tasbih
(Canna sp.).
Jika dibandingkan dengan
tangkai sari, tangkai kepala putik ada yang lebih panjang, dan ada pula
yang lebih pndekdaripada tangkai sarinya. Sehubungan Tangkai kepala putik ada
yang bercabang ada yang tidak, dan jika bercabang, tiap ujung cabang tangkai
kepala putik itu mendukung kpala putik, jadi pada tangkai kepala putik yang
bercabang terdapat lebih banyak kpala putik daripada tankai kpala putiknya dengan
itu letak kepala putik dapat lebih tinggi,sama tinggi, atau lebih rendah
daripada kepala sarinya. Hal ini berpengaruh besar terhadap masalah penyerbukan
bunga yang ber sangkutan.
2.9Kepala Putik (Stigma)
Kepala putik adalah bgian putik yang paling atas, yang terdapat pad
ujung tangkai kepala putik atau ujung kepala tangkai kepala putik itu. Bagian
ini berguna untuk mnangkap sebuk sari, jadi mempunyai peranan yang penting
dalam penyerbukan. Oleh sebab itu bentuk dan sifanya disesuaikan pula dengan
bentuk fungsinya untuk menangkap serbuk sari tadi. Jika kepala putik siap utuk
diserbuki, maka biasanya berperekat, dan dngan demikian serbuk sari yang oleh
karena sesuatu sebab jatuh padanya, tidak akan dapat terlpa lagi.
Bentuk kepala putik amat beraneka ragam, biasanya disesuaikan dengan
cara penyerbukan pada bunga yang bersangkutan.
a.
Seperti benang, misalnya pada
bunga jagung (zea mays L )
b.
Seperti bulu ayam, pada bunga
padi (Oryxza sativa L)
c.
Seperti bulu-bulu, misalna pada
buga kacipir (Psop hocarpus tetrgonolobus D.C)
d.
Bulat, misalnya pada bunga
jeruk(Citrus sp )
e.
Bermacam-macam bentuk lain
lagi, misalnya seperti bibir, seperti cawan, serupa daun mahkota, dst.
2.10 Kelenjar Madu (Nectrium)
Bunga yang dikunjungi
binatang itu umumnya bunga yang sudah siap untuk diserbuki, baik kepala sari
maupun kepala putiknya sudah masak melakukan tugasnya. Dalam kunjungannya pada
bunga untuk mencari makan, pada binatang tadi akan melekat serbuk-serbuk sari,
yang pada kunjunganyna pada bunga lain
serbuk yang trebawa itu ada
kemungkinan menyentuh kepala putik, dan dengan demikian terjadilah penyerbukan.
Dengan demikian dapat kita ketahui, bahwa madu (nectar) yang
dihasilkan oleh bunga, bagi tumbuhannya sendiri mempunyai arti yang penting,
yaitu menyebabkan adanya kunjungan binatang yang dapat menjadi perantara dalam
proses penyerbukan, dan dngan itu ikut memainkan peranan dalam menjamain terjadinya keturunan baru yang setrusnya akan
menjamin kelestarian jenis tumbuhan itu diata bumi ini.
Madu yang terdapat pada bunga biasanya dihasilkan oleh kelenjar madu
(nectarium), yang berdasar asalnya dibedakan dalam:
a.
Kelenjar madu yang merupakan
suatu bagian khusus(suatu alat tambahan) pada bunga.
b.
Kelenjar madu yang terjadi dari
salah suatu bagian bunga yang telah
mengalami metamorphosis dan telah berubah pula tugasnya.
Mengenai bentuk dan tempatnya pada
bungapun amat bermacam-macam:
1.
Seperti subang diatas bakal
buah dan melingkari tangkai kepala putik, misalnya pada bunga jeruk(citrus sp)
2.
Seperti cakram pada dasar
bunga, di sbelah bawah bakal buah, dll.
Kelenjar madu yang merupakan, metamorfosis salah suatu bagian bunga dapat berasal dari:
a.
Daun mahkota,
b.
Benang sari,
c.
Bagian-bagian lain pada bunga.
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Benang sari bagi tumbuhan merupakan alat kelamin jantan. Benang sari
merupakan metamorfosis daun yang dapat terlihat dengan nyata pada bunga jenis
tumbuhan tertentu. Tangkai sari adalah
bagian dari benang sari yang biasanya berbentuk silinder dan cukup panjang.
Kepal sari ( anthera) adalah bagian benang sari yang terdapat pada ujung
tangkai sari,
Putik merupakan bagian bunga yang paling dalam letaknya, dan kalau
benang sari merupakan alat kelamin jantan bagi bunga, maka putik merupakan alat
kelamin betinanya. Bakal buah adalah bagian putik yang membesar dan biasanya
terdapat di tengah-tengah dasar bunga. Tangkai kepala putik merupakan bagian
putik yang biasanya berbntuk benang dan merupakan lanjutan bakal buah keatas.
Kepala putik adalah bgian putik yang paling atas, yang terdapat pad ujung
tangkai kepala putik atau ujung kepala tangkai kepala putik itu. Berbagai jenis
tumbhan mempunyai bunga yang menghasilkan madu, dan oleh karenanya bunga itu
lalu mendapat kunjungan berbagai macam binatang(serangga, burung) untuk
mendapatkan madu tadi.
Dengan demikian dapat kita ketahui, bahwa madu (nectar) yang
dihasilkan oleh bunga, bagi tumbuhannya sendiri mempunyai arti yang penting,
yaitu menyebabkan adanya kunjungan binatang yang dapat menjadi perantara dalam
proses penyerbukan, dan dngan itu ikut memainkan peranan dalam menjamain terjadinya keturunan baru yang setrusnya akan
menjamin kelestarian jenis tumbuhan itu diata bumi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Darjanto dan Satifah, Siti.
1987. Pengetahuan Dasar Biologi Bunga dan Teknik Penyerbukan Silang buatan. PT Gramedia : Jakarta.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2005. Morfologi
Tumbuhan. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.